Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengusulkan agar Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, pindah ke PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Rekomendasi ini di sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI pada Selasa (13/6).
Kondisi Genting Waskita
Berdasarkan laporan keuangan pada Kuartal I/2023, Waskita Karya (WSKT) mencatat utang jangka pendek sebesar Rp21,23 triliun. Sementara itu, utang jangka panjang berada pada posisi Rp63,13 triliun. Melalui laporan keuangan ini, terlihat bahwa kondisi keuangan Waskita Karya belum menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Andre memberikan pertimbangan untuk perpindahan tersebut berdasarkan kinerja Irfan dalam menyelamatkan PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA). Dia berharap bahwa kemampuan yang sama dapat di terapkan dalam menangani Waskita Karya yang saat ini menghadapi beban utang yang tinggi.
“Pak Irfan yang katanya sudah sukses dalam menyelamatkan Garuda Indonesia, mungkin bisa kita pertimbangkan hari Kamis besok kita usulkan ke pak Erick ke Waskita. Untuk menyambut tantangan baru,” ujar Andre.
Andre juga menekankan bahwa perpindahan ini dapat di pertimbangkan untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya.
Baca Juga Himbara dihimbau hati-hati berikan utang ke BUMN
“Mungkin bisa kita pertimbangkan untuk penyelamatan BUMN-BUMN yang lain, kita usulkan. Mungkin bisa jd kesimpulan rapat pimpinan,” tambah Andre.
Menanggapi pernyataan Andre, Irfan menegaskan bahwa keberhasilan Garuda Indonesia merupakan hasil kerja tim secara keseluruhan dan bukan hanya individu. Oleh karena itu, meskipun dia berpindah ke Waskita Karya, kinerjanya belum tentu akan mencapai tingkat maksimal.
“Kecuali Bapak, Ibu DPR ada pesanan khusus karena senang jajaran direksi Garuda duduk di sini. Dan saya tahu diri di usia saya sudah tidak muda lagi,” ujar Irfan.
Keberhasilan Restrukturisasi Garuda
Perlu di ketahui, upaya penyehatan perusahaan Garuda Indonesia terus berlanjut setelah mengalami restrukturisasi utang. Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, ini adalah restrukturisasi terbesar dalam sejarah perusahaan tersebut.
Beberapa langkah restrukturisasi telah di lakukan, termasuk penerbitan surat utang baru dan surat utang berbasis syariah pada akhir Desember tahun lalu. Pemerintah juga telah memberikan dukungan melalui Penyertaan Modal Negara sebesar Rp7,5 triliun untuk penyehatan perusahaan.
Setelah proses restrukturisasi, Garuda Indonesia berhasil mencatat laba bersih sebesar US$3,76 miliar yang berasal dari pembalikan utang.
“Kami baru saja melewati restrukturisasi terbesar, paling sulit, dan paling menantang,” kata Irfan Setiaputra.