Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) merupakan program evaluasi yang di jalankan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia. Program ini di rancang sebagai pengganti dari Ujian Nasional, dengan tujuan untuk menghasilkan informasi akurat yang mampu memperbaiki mutu pendidikan di seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan merupakan fondasi penting dalam pembentukan generasi penerus bangsa yang unggul dan berkualitas. Seiring dengan perkembangan zaman, pendekatan dalam mengukur dan meningkatkan kualitas pendidikan juga berubah. Salah satu bentuk terbaru dari evaluasi pendidikan di Indonesia adalah Asesmen Nasional Berbasis Komputer.
Perbedaan ANBK dan Ujian Nasional
ANBK merupakan sensus pembelajaran guna menilai efektivitas belajar siswa di sekolah, sementara itu ujian nasional merupakan penilaian akhir siswa dalam sebuah jenjang pendidikan dasar dan menengah.
ANBK di ikuti oleh sampel siswa (45 siswa maksimal) di tambah cadangan, sementara itu Ujian Nasional wajib di ikuti oleh peserta didik tingkat akhir dalam setiap jenjang pendidikan.
Mengapa ANBK Diperlukan?
Pentingnya ANBK sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan tak bisa di abaikan. ANBK menawarkan sejumlah keunggulan dan perbaikan dari pendekatan evaluasi pendidikan sebelumnya. Berikut beberapa alasan mengapa ANBK menjadi di perlukan:
Pemantauan Mutu dari Waktu ke Waktu
ANBK memungkinkan pemerintah dan pihak terkait untuk memantau perkembangan mutu pendidikan dari tahun ke tahun. Dengan demikian, keberhasilan kebijakan pendidikan dapat dinilai dan di ukur secara lebih akurat.
Mengidentifikasi Kesenjangan Pendidikan
ANBK membantu dalam mengidentifikasi kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan. Hal ini mencakup kesenjangan antara kelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antara daerah, atau pun kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu.
Dengan mengetahui kesenjangan ini, pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang tepat untuk mengurangi disparitas dan memberikan kesempatan belajar yang lebih merata bagi semua siswa.
Mendorong Fokus pada Pengembangan Kompetensi dan Karakter Murid
ANBK memberikan gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif dalam mencapai tujuan utama pendidikan, yaitu pengembangan kompetensi dan karakter murid. Dengan demikian, ANBK mendorong satuan pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada aspek-aspek yang paling berdampak dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Evaluasi yang Lebih Komprehensif
Melalui tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar, ANBK menawarkan evaluasi yang lebih komprehensif tentang literasi membaca, literasi matematika, dan karakter siswa. Informasi yang di peroleh dari tiga instrumen ini memungkinkan analisis yang lebih mendalam tentang kemampuan siswa dan kondisi pembelajaran.
Baca juga Tujuan Pelaksanaan AKM
Tiga Instrumen ANBK
Seperti telah di sebutkan sebelumnya, ANBK menggunakan tiga instrumen untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pendidikan:
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Instrumen ini di gunakan untuk mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) siswa. Literasi membaca adalah kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah. Sementara itu, literasi matematika adalah kemampuan berpikir siswa dengan menggunakan perhitungan dalam menyelesaikan soal matematika.
Survei Karakter
Instrumen ini bertujuan untuk mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa. Terdapat enam karakter profil pelajar pancasila yang diukur melalui survei karakter, yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Survei Lingkungan Belajar
Instrumen ini di gunakan untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan. Survei lingkungan belajar di kerjakan oleh seluruh instrumen sekolah, termasuk murid, guru, dan kepala sekolah.
Tahapan Persiapan ANBK
Dalam pelaksanaan tes, sekolah penyelenggara dapat melaksanakan Asesmen Nasional secara mandiri maupun menumpang pada sekolah lain jika memiliki keterbatasan sumber daya seperti komputer.
Peserta Asesmen Nasional 2023 berasal dari kelas 5 untuk sekolah dasar, kelas 8 untuk SMP dan kelas 11 untuk jenjang SMA/SMK.
Tahapan ANBK sendiri di bagi menjadi empat tahapan yaitu
- Simulasi: Merupakan tahapan paling awal dalam persiapan untuk menguji sistem terbaru ANBK, dan kesiapan infrastruktur sekolah
- Gladi bersih: Merupakan tahapan persiapan terakhir yang biasanya di laksanakan 1 minggu sebelum penyelenggaraan ANBK
- ANBK: Tahapan terakhir untuk melakukan uji asesmen kompetensi siswa.
- Sulingjar: Adalah tahapan yang di khususkan untuk guru/tenaga pendidik di sekolah tersebut. Tahapan ini digunakan sebagai survei dari Kementerian Pendidikan untuk mengcrosscheck survei lingkungan belajar yang di lakukan pada saat pelaksanaan ANBK terhadap siswa sekolah tersebut.
Asesmen Nasional Berbasis Komputer adalah program evaluasi pendidikan yang di gunakan sebagai pengganti Ujian Nasional di Indonesia.
Dengan menggunakan tiga instrumen, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar, Asesmen ini bertujuan untuk menghasilkan informasi akurat yang mampu memperbaiki kualitas belajar-mengajar, mengidentifikasi kesenjangan pendidikan, serta menumbuhkan fokus pada pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
Semoga Asesmen Nasional Berbasis Komputer mampu mendorong perbaikan mutu pendidikan di Indonesia dan menciptakan generasi unggul yang berdaya saing di tingkat global.
